Priskilla Smith Jully: Tunanetra Pendiri "Rumah" Bagi Orang Tersisih

Pahitnya masa lalu, manisnya momen memaafkan
Umurnya saat ini 34 tahun, selama itu pula ia tidak pernah bisa
melihat dunia. Tapi, mata hatinya mampu menangkap orang-orang yang
membutuhkan uluran tangan. Sebelum memutuskan mengajak orang-orang
“tersisih” untuk tinggal bersamanya, Priska ternyata harus melewati
kehidupan yang cukup sulit. Ia sendiri terlahir sebagai anak yang tak
diinginkan orangtuanya. Berbagai usaha pengguguran yang dilakukan sang
ibu lantas membuatnya terlahir cacat. Di tingkat SD saja Priska tak
lulus, karenanya ia yang memutuskan merantau dan mencoba bermacam
profesi, dari kondektur, penjual kue, penyanyi kafe, preman pasar,
sampai penyiar radio.
Merasa dibuang, Priska pun sempat sangat marah dan membenci kedua
orangtuanya. Tapi, semua perasaan itu berubah setelah Priska mengalami
sebuah momen yang menjadi titik balik kehidupannya. “Mungkin mereka
tidak bermaksud memperlakukan saya seperti itu, tapi secara tidak sadar
hal itu membuat saya tumbuh menjadi pribadi yang keras dan paling tidak
senang melihat orang lain bahagia. Sebisa dan sebanyak mungkin saya akan
membuat orang lain menderita. Intinya, dulu saya adalah orang yang
kejam. Bicara pun kasar. Tapi, saya diberi kesempatan oleh Tuhan untuk
memulai hidup baru dan mengubur yang lalu. Tuhan saja memaafkan saya,
jadi tak ada alasan untuk tidak memaafkan orangtua saya,” kenang Priska.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar