Senin, 20 Januari 2014

Priskilla Smith Jully



Priskilla Smith Jully: Tunanetra Pendiri "Rumah" Bagi Orang Tersisih

“Saya ingin dikenang sebagai orang biasa dengan cinta yang luar biasa. Dan sebagai ibu, saya ingin anak-anak merasa tidak ada ibu lain yang sebaik saya,” ungkap Priskilla Smith Jully saat tim FIMELA.com menyambanginya. Perempuan tuna netra asal Jambi yang akrab disapa Priska ini mengabdikan hidupnya untuk sesama sejak tahun 2006. Puluhan penyandang cacat, orang terlantar, dan penderita gangguan jiwa ditampungnya di shelter yang ia namakan The School of Life (TSoL).
Pahitnya masa lalu, manisnya momen memaafkan
Umurnya saat ini 34 tahun, selama itu pula ia tidak pernah bisa melihat dunia. Tapi, mata hatinya mampu menangkap orang-orang yang membutuhkan uluran tangan. Sebelum memutuskan mengajak orang-orang “tersisih” untuk tinggal bersamanya, Priska ternyata harus melewati kehidupan yang cukup sulit. Ia sendiri terlahir sebagai anak yang tak diinginkan orangtuanya. Berbagai usaha pengguguran yang dilakukan sang ibu lantas membuatnya terlahir cacat. Di tingkat SD saja Priska tak lulus, karenanya ia yang memutuskan merantau dan mencoba bermacam profesi, dari kondektur, penjual kue, penyanyi kafe, preman pasar, sampai penyiar radio.
Merasa dibuang, Priska pun sempat sangat marah dan membenci kedua orangtuanya. Tapi, semua perasaan itu berubah setelah Priska mengalami sebuah momen yang menjadi titik balik kehidupannya. “Mungkin mereka tidak bermaksud memperlakukan saya seperti itu, tapi secara tidak sadar hal itu membuat saya tumbuh menjadi pribadi yang keras dan paling tidak senang melihat orang lain bahagia. Sebisa dan sebanyak mungkin saya akan membuat orang lain menderita. Intinya, dulu saya adalah orang yang kejam. Bicara pun kasar. Tapi, saya diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memulai hidup baru dan mengubur yang lalu. Tuhan saja memaafkan saya, jadi tak ada alasan untuk tidak memaafkan orangtua saya,” kenang Priska.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar